hello. tulisan ini saya ketik dari dalam ruang tamu rumah seorang teman di sebuah daerah bernama Lodan, Jakarta Utara. waktu sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Harusnya sekarang saya lagi sleeping beauty dengan iler yang membentang di daerah sekitaran bibir saya yang gak seksi-seksi amat. Namun takdir tak dapat ditolak. Bukan cuma cita-cita atau jodoh aja yang harus kita kejar di dunia ini. There's another kind of that things named 'morning flight'.
Karena kebetulan di setiap kasur yang saya tempati tidur semuanya mengandung lem korea, makanya sekarang saya lebih milih untuk duduk anteng didepan laptop yang (juga) kebetulan tersambung dengan jaringan internet, daripada saya harus berhadapan dengan resiko bahwa saya akan terbangun jam 10 pagi. Beberapa teman saya juga lebih milih untuk gak tidur. ada yang lagi main handphone, ada yang lagi baca buku, ada yang lagi kangen. nah ini yang lagi kangen orangnya lagi duduk anteng depan laptop. hahahaha
malam ini adalah malam yang berbeda. yah, karena saya sedang berada beberapa mil jauh dari rumah, tempat dimana saya tumbuh dan berkembang. tapi yang namanya malam ya tetap malam. langitnya hitam. banyak penjual terang bulan dan nasi goreng, sari laut juga buka dimana-mana. tapi ada sesuatu yang berbeda yang membuat malam seolah punya energi nya sendiri. sangat menarik bagaimana malam mampu 'membangunkan' pikiran disaat dimana harusnya kita sedang memutari dunia mimpi. yeah, the nocturnal.
mungkin itulah kenapa ngobrol enaknya pas tengah malem. itulah kenapa penulis seringnya mendapat inspirasi di malam hari. kenapa para tangan-tangan seniman menjadi lebih lihai ketika dia mengerjakan karya seni dengan berbalutkan atmosfer udara malam. dan peran-peran malam yang lain.
entahlah, sebuah obrolan bisa menjadi lebih hangat ketika kita membicarakannya disaat kebanyakan orang sedang tertidur. sebagai orang yang pernah punya pacar, (hmm... yeah-_-) kita semua pasti tau bagaimana rasanya mengobrol baik itu lewat sambungan telfon atau face to face dan kita tanpa sadar lupa bahwa waktu sedang berjalan. ketika malam perlahan berubah menjadi fajar dan udara dingin dengan hati-hati mulai menjilati beberapa bagian tubuh kita yang tidak terjangkau oleh kain baju dan celana yang kita kenakan, dan saat itu, hanya secara hati kita bisa merasa hangat. hanya sebatas melalui suara lawan bicara yang mengudara di sekitar lubang telinga.
tepat sekitar jam segini, kemarin, saya masih berada di atas kereta menuju kota Jakarta setelah menghabiskan dua hari yang singkat di kota kembang, Bandung. Sebenarnya kemarin saya harusnya sudah mengupdate satu postingan di blog ini, tapi tepat ketika beberapa paragraf sudah terangkai, jeengggggggg tab new entry saya tiba-tiba ter-close dan buruknya tulisan saya tersebut tidak tersimpan di folder draft. saya pun mencoba melapangkan dada sekuat-kuatnya. kemarin, saya sedang berada di dalam mood yang tidak begitu bagus sehingga saya memutuskan untuk mengetik di blog melalui smartphone punya seorang teman. karena saya sedang tidak ingin cerita ke siapa-siapa, sebelum memutuskan menulis di blog, akhirnya saya memasang sebuah status di twitter yang isinya begini:
'i need an honest answer. do you guys think, people who is UPSET talking about what they actually feel for all along or it's not their self talking, because in this case, they are UPSET?'
ada banyak hal yang di dunia ini yang sebaiknya gak perlu kita tahu. mungkin emang saya yang bego mau nyari tahu things that i should left unknown. karena pada akhirnya saya bakal end up sakit hati and constantly thinking about that shit. Maka jadilah twit diatas. Sebuah pertanyaan yang terus menerus saya pikirkan sepanjang perjalanan diatas kereta.
membandingkan kemarin dan hari ini, atau membandingkan tahun lalu dan hari ini, terdapat banyak perbedaan yang lumayan signifikan. semesta selalu memiliki cara untuk memainkan perasaan manusia. dari yang tadinya badmood, langsung bahagia. dan sebaliknya. begitu terus menerus. Di hari ini, tepat tahun lalu, everything was completely different. kita gak pernah tau apa yang akan terjadi satu detik kemudian. yet orang-orang tetap panik mempermasalahkan masa lalu, masa depan, dan masa-masa lainnya. toh, satu menit yang lalu juga udah jadi masa lalu. jadi kadang saya suka mikir kenapa ada orang yang masih mempermasalahkan hal tersebut seolah we will forever stuck. dan bagaimana orang memberi wejangan-wejangan seperti, 'perjalanan mu masih panjang, jadi jangan berfikir kamu bakal suka terus sama dia' sementara to him/her, he/she believes they will make it to forever. do you guys get the point?
mungkin wejangan-wejangan yang kita berikan kepada orang lain tergantung pada posisi kita sedang berada dimana kali ya. tapi ada juga yang mikir, bahwa kadang apa yang kita kasih tau ke orang lain adalah sebuah reminder untuk diri kita sendiri. you choose which one you agree with.
sudah hampir jam 2 malam. Couple hours more to go to the airport. sebelum cus, saya mau berbagi beberapa penggal puisi karya saya sendiri. siapa tau bisa jadi inspirasi atau mungkin bisa langsung jadi jurus pamungkas buat para kaum-kaum muda yang sedang berada dalam proses odo-odo a.k.a nge-gebet. there you cus!
the clock seem to wave at me like telling that i should've been sleeping, but i ignore
i've tried my best not to hoping, but i can't help my self not to fall for you more
***
There are so much plans that hanging on people's life
like a piece of paper that contains what-to-do list
i can't wait to the time of ours to arrive
your heart is where my heart is.
***
we live in a hectic place, where everything seems on fire
let me just stare at your face, because it's by your existence, where i can always get inspired.
ADIOS!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar